Soal Tap Ut Pgsd Kasus Pak Purwadi Dan Ibu Lince Lengkap Dengan Kunci Jawaban
Soal TAP UT PGSD Tugas Akhir Program PDGK4500 Kasus Pak Purwadi dan Ibu Lince Lengkap Dengan Kunci Jawabannya kami posting untuk Anda teman-teman Mahasiswa Universitas Terbuka jurusan PGSD yang tak usang lagi akan mengikuti Ujian Akhir Semester.
Mempelajari kasus-kasus menyerupai ini sangat di anjurkan untuk teman-teman Mahasiswa UT yang akan menghadapi TAP. Karena dengan mempelajari kasus-kasus menyerupai ini teman-teman Mahasiswa akan lebih pahaman dan dalam memecahkan masalah. Karena kita tahu nantinya yang akan teman-teman kerjakan pada Soal TAP UT PGSD yaitu soal essay yang dikerjakan dengan tulis tangan.
Makara mau tidak mau teman-teman harus sanggup menalar tanggapan dan mencari solusi untuk setiap soal yang ada. Dan tanggapan yang diberikanpun dihentikan terlalu pendek. Itu artinya teman-teman Mahasiswa di tuntut untuk menalar tanggapan sebisa mungkin.
Lihat juga kasus untuk soal TAP PGSD lainnya :
Nah untuk itu dengan mempelajari soal-soal TAP menyerupai ini akan sangat membantu teman-teman Mahasiswa dalam menjawab soal TAP nantinya.
Penting!
Kerjakanlah soal ujian ini dengan jujur, kalau terbukti melaksanakan kecurangan/contek-mencontek selama ujian, Anda akan dikenai hukuman akademis berupa pengurangan nilai atau tidak diluluskan (diberi nilai E).
Apabila terbukti memakai JOKI pada ketika ujian, semua mata kuliah yang ditempuh akan diberi nilai E.
Baca dengan cermat kasus-kasus berikut ini, kemudian jawab pertanyaan yang mengikutinya.
Kasus A
Pak Purwadi yaitu seorang guru kelas 4 di sebuah SD yang terletak di kawasan pegunungan. Dalam mata pelajaran matematika ihwal pecahan, Pak Purwadi menjelaskan cara menjumlahkan pecahan dengan memberi pola di papan tulis. Salah satu penjelasannya yaitu sebagai berikut:
Pak Purwadi:
"Perhatikan anak-anak, kalau kita menjumlahkan pecahan, penyebutnya harus disamakan terlebih dahulu, kemudian pembilangnya dijumlahkan. Perhatikan pola berikut: 1/2 + 1/4 = 2/4 + 1/4 = 3/4. Perhatikan lagi pola ini: 1/2 + 1/3 = 3/6 + 2/6 = 5/6. Makara yang dijumlahnya yaitu pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap. Mengerti anak-anak?"
Anak-anak diam, mungkin mereka bingung.
Pak Purwadi:
Pasti sudah jelas, kan. Nah kini coba kerjakan soal-soal ini."
Pak Purwadi menulis 5 soal di papan tulis dan belum dewasa mengeluarkan buku latihan. Secara berangsur-angsur mereka mulai mengerjakan soal, namun sebagian besar anak ribut sebab tidak tahu bagaimana cara mengerjakannya. Hanya beberapa anak yang tampak mengerjakan soal, yang lain hanya menulis soal, dan ada pula yang bertengkar dengan temannya. Selama belum dewasa bekerja Pak Purwadi duduk di depan kelas sambil membaca.
Setelah selesai, belum dewasa diminta saling bertukar hasil pekerjaannya. Pak Purwadi meminta seorang anak menuliskan jawabannya di papan tulis. Tetapi sebab tanggapan itu salah, Pak Purwadi kemudian menuliskan semua tanggapan di papan tulis. Kemudian belum dewasa diminta menyelidiki pekerjaan temannya, dan mencocokkan dengan tanggapan di papan tulis. Alangkah kecewanya Pak Purwadi ketika mengetahui bahwa dari 30 anak, hanya seorang yang benar semua, sedangkan seorang lagi benar 3 soal, dan yang lainnya salah semua.
Pertanyaan Kasus A
Identifikasi 3 kelemahan pembelajaran yang dilakukan Pak Purwadi dalam kasus di atas. Berikan alasan mengapa itu anda anggap sebagai kelemahan. (skor 6).
Jika anda yang menjadi Pak Purwadi, jelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan anda tempuh untuk mengajarkan pecahan dengan penyebut yang berbeda. Beri alasan mengapa langkah-langkah itu yang anda tempuh. (skor 15)
Kasus B (Contoh Soal TAP S1 PGSD UT - Universitas Terbuka Program Pendas)
Bu Lince mengajar di kelas 1 SD Sekarharum yang terletak di ibukota sebuah kecamatan. Suatu hari Bu Lince mengajak belum dewasa berbincang-bincang mengenai sayur-sayuran yang banyak dijual di pasar. Anak-anak diminta menyebutkan sayur yang paling disukainya dan menuliskannya di buku masing-masing. Anak-anak kelihatan besar hati dan berlomba menyebutkan dan menuliskan sayur yang disukainya. Pada simpulan perbincangan Bu Lince meminta seorang anak menuliskan nama sayur yang sudah disebutkan, sedangkan belum dewasa lain mencocokkan pekerjaannya dengan goresan pena di papan.
Setelah selesai belum dewasa diminta menciptakan kalimat dengan memakai kata-kata yang ditulis di papan tulis.
Bu Lince:
"Anak-anak, lihat kata-kata ini. Ini nama sayur-sayuran. Baca baik-baik, buat kalimat dengan kata-kata itu ya."
Anak-ank menjawab serentak:
"Ya, Bu."
Kemudian Bu Lince pergi ke mejanya dan memperhatikan apa yang dilakukan anak-anak. Karena tak seorangpun yang mulai bekerja, Bu Lince kelihatan tidak sabar.
"Cepat bekerja, dan angkat tangan kalau sudah punya kalimat." kata Bu Lince dengan bunyi keras. Anak-anak kelihatan bingung, namun Bu Lince membisu saja dan tetap duduk di kursinya. Perhatian belum dewasa menjadi berkurang, bahkan ada yang mulai mengantuk, dan sebagian mulai bermain-main. Mendengar bunyi gaduh, Bu Lince dengan keras menyuruh belum dewasa membisu dan menunjuk seorang anak untuk membacakan kalimatnya. Anak yang ditunjuk membisu sebab tidak punya kalimat yang akan dibacakan. Bu Lince memanggil kembali dengan bunyi keras semoga semua anak menciptakan kalimat.
Pertanyaan Kasus B
Bandingkan suasana kelas yang diuraikan pada paragraf 1 dan paragraf selanjutnya, ditinjau dari segi guru, murid, dan kegiatan (skor 6).
Pendekatan pembelajaran mana yang sebaiknya diterapkan oleh Bu Lince ketika mengajar ihwal sayur-sayuran untuk belum dewasa kelas 1? Berikan alasan, mengapa pendekatan tersebut yang anda anggap sesuai. (skor 3).
Kembangkan topik sayur-sayuran yang akan anda sajikan dengan pendekatan yang anda sebut pada nomor 2 (skor 5)
Demikian salah satu pola soal TAP S1 PGSD UT (Universitas Terbuka) untuk Program Pendas atau pendidikan dasar dari blog penelitian tindakan kelas. Pada goresan pena berikutnya kami akan memperlihatkan bagaimana pola tanggapan untuk kedua kasus pembelajaran di atas. Sampai jumpa.
Contoh Jawaban Soal TAP S1 PGSD Universitas Terbuka
Seperti janji blog penelitian tindakan kelas pada goresan pena sebelumnya yang menampilkan pola soal TAP (Tugas Akhir Program) untuk mahasiswa FKIP UT (Universitas Terbuka) aktivitas Pendas (Pendidikan Dasar), maka goresan pena kali ini memuat pola tanggapan dari soal tersebut. Untuk menyegarkan kembali ingatan anda: SOAL TAP S1 PGSD UT sanggup anda baca di sini.
Baik berikut pola tanggapan dari soal tersebut:
= = = = = = = = = =
JAWABAN SOAL TAP S1 PGSD -UT KASUS A (Pak Purwadi)
1. Tiga (3) kelemahan pembelajaran Pak Purwadi adalah:
Pak Purwadi tidak menjelaskan bagaimana menuntaskan soal secara bertahap, contohnya pada kasus tersebut tampak Pak Purwadi sama sekali tidak menjelaskan bagaimana caranya untuk menyamakan penyebut bilangan pecahan. Penjelasannya terlalu singkat sehingga tidak jelas. Padahal klarifikasi yang runtut, terperinci dan logis selangkah demi selangkah diharapkan untuk menciptakan siswa gampang memahami penjumlahan pecahan tersebut.
Pak Purwadi tidak mengecek pemahaman siswanya dengan baik. Ia hanya menanyakan "Mengerti anak-anak?". Pertanyaan model ini tidak sanggup mengecek pemahaman siswa. Seharusnya ia menanyakan langkah-langkah menjumlahkan pecahan secara langsung, contohnya dengan menanyakan, "Mengapa penyebut pada langkah penjumlahan pecahan itu diubah menjadi 4 dan 6?" dan sebagainya. Pertanyaan pribadi mengarah ke materi pelajaran, bukan menanyakan apakah anak mengerti atau tidak saja.
Pak Purwadi tidak membimbing siswa, sesudah memperlihatkan 5 soal latihan, alih-alih berkeliling memperlihatkan pertolongan pada siswa yang membutuhkan, ia malah duduk di depan kelas (di kursinya) sambil membaca.
Ketika salah seorang anak diminta menuliskan jawabannya di papan tulis, Pak Purwadi tidak meminta tanggapan dari siswa lain. Hal ini merupakan sebuah kelemahan pembelajaran, padahal apabila Pak Purwadi memanfaatkannya menjadi materi diskusi dan kesempatan untuk menjelaskan kembali materi terkait soal tersebut maka pembelajaran akan sanggup menjadi lebih baik.
2. Pada materi penjumlahan pecahan tersebut, kalau saya menjadi Pak Purwadi maka langkah-langkah yang akan saya lakukan yaitu sebagai berikut:
KEGIATAN PENDAHULUAN
Melakukan apersepsi
Memberikan motivasi
Menyampaikan tujuan pembelajaran
KEGIATAN INTI
Memberikan sebuah pola soal ihwal penjumlahan pecahan yang mempunyai penyebut yang berbeda, misal 1/4 + 1/2
Menyajikan langkah-langkah demi langkah cara menuntaskan pola soal tersebut secara runtut, rinci, jelas, dan logis kepada siswa.
Memberikan sebuah pola soal lagi, misal 1/3 + 1/4
Meminta siswa untuk berpartisipasi secara bergantian untuk menuntaskan soal tersebut selangkah demi selangkah, sembari mengecek pemahaman setiap siswa.
Membantu siswa yang mengalami kesulitan pada langkah-langkah yang dilakukan untuk menuntaskan soal tersebut.
Memberi sebuah pola soal lagi, contohnya 1/2 + 1/5.
Kembali meminta siswa mengerjakan soal tersebut, kali ini secara berpasangan dengan sahabat sebangku mereka (teman yang duduk berdekatan) masing-masing.
Meminta siswa mengecek hasil pekerjaan mereka dengan membandingkannya dengan hasil pekerjaan pasangan lainnya.
Meminta mereka mendiskusikan apabila terdapat perbedaan jawaban, sembari guru memperlihatkan bimbingan bila diperlukan.
Memberikan soal latihan sebanyak 5 buah pola soal untuk dikerjakan.
Mengecek tanggapan siswa dengan meminta beberapa orang menuliskan tanggapan mereka masing-masing di papan tulis.
memfasilitasi diskusi kelas apabila terdapat perbedaan-perbedaan tanggapan siswa.
PENUTUP
Mengajak siswa merefleksi dan menyimpulkan pembelajaran yang telah diikuti.
Memberikan kiprah rumah (PR) dan meminta siswa mencar ilmu untuk materi pada pertemuan berikutnya.
= = = = = = = = = =
JAWABAN SOAL KASUS TAP S1 PGSD UT KASUS B (BU LINCE)
1. Pada Paragraf 1, tampak Bu Lince dan semua siswa sangat menikmati pembelajaran yang dilaksanakan. Hal ini terlihat dari bagaimana Bu Lince dengan bagusnya mengajak siswa-siswa tersebut untuk berbincang-bincang mengenai sayur-sayuran yang dijual dipasar dan sayuran mana yang paling mereka sukai. Dengan baik sekali Bu Lince melaksanakan pembelajaran di potongan awal. Anak-anakpun dengan gampang mengikutinya dengan bahagia dan gembira. Berbeda dengan paragraf berikutnya, ketika Bu Lince mulai meminta belum dewasa kelas 1 itu untuk menciptakan kalimat dari kata-kata yang telah ditulis mereka di buku catatan masing-masing. Tentu saja pelajaran berikutnya ini lebih rumit dibanding sesi pertama yang hanya meminta mereka menuliskan sayuran yang disukai. Lebih-lebih belum dewasa tidak diberikan pola atau cara bagaimana menciptakan dan menulis kalimat yang berafiliasi dengan sayur-sayuran tersebut, dan tanpa pembimbingan sama sekali. Anak-anak menjadi bingung, ribut, dan frustasi.
2. Pendekatan yang sebaiknya dipakai oleh Bu Lince untuk belum dewasa kelas 1 ini yaitu pembelajaran terpadu (tematik), sebab pemikiran belum dewasa kelas 1 masih bersifat holistik. Selain itu pembelajaran tematik menciptakan siswa lebih aktif (terlibat aktif dalam pembelajaran), fleksibel dan sesuai dengan minat dan perkembangan siswa.
3. Apabila kita mengajarkan pembelajaran tematik di kelas 1 dengan tema sayur-sayuran, maka tema ini sanggup dikembangkan untuk membelajarkan siswa pada banyak sekali mata pelajaran yang terkait dengan tema itu, misalnya: untuk mata pelajaran bahasa, siswa sanggup diminta menuliskan jenis-jenis sayuran yang biasa mereka jumpai di pasar, untuk mata pelajaran IPA siswa sanggup diajak untuk mengenal bagian-bagian tumbuhan yang dipakai sebagai sayuran menyerupai daun, batang, bunga, buah, atau umbi. Pada mata pelajaran PKn misalnya, guru sanggup mengajarkan sikap jujur dalam kegiatan jual beli di pasar, serta untuk pelajaran Penjaskes, bahwa untuk tumbuh sehat, kita membutuhkan zat-zat bergizi berupa vitamin yang terdapat dalam sayur-sayuran yang kita konsumsi.
Nah itulah artikel kami terkait Soal TAP UT PGSD Kasus Pak Purwadi dan Ibu Lince Lengkap Dengan Kunci Jawaban, jangan lupa untuk membuatkan soal ini pada teman-teman Anda yang lainny dengan cara share artikel ini ke sosial media Anda. Jika ada pertanyaan, silahkan sampaikan pada kami melalui, halaman Contact, kalau Anda mempunyai pertanyaan, terima kasih.
Mempelajari kasus-kasus menyerupai ini sangat di anjurkan untuk teman-teman Mahasiswa UT yang akan menghadapi TAP. Karena dengan mempelajari kasus-kasus menyerupai ini teman-teman Mahasiswa akan lebih pahaman dan dalam memecahkan masalah. Karena kita tahu nantinya yang akan teman-teman kerjakan pada Soal TAP UT PGSD yaitu soal essay yang dikerjakan dengan tulis tangan.
Makara mau tidak mau teman-teman harus sanggup menalar tanggapan dan mencari solusi untuk setiap soal yang ada. Dan tanggapan yang diberikanpun dihentikan terlalu pendek. Itu artinya teman-teman Mahasiswa di tuntut untuk menalar tanggapan sebisa mungkin.
Lihat juga kasus untuk soal TAP PGSD lainnya :
- Soal TAP UT PGSD Kasus Pak Sartono Lengkap Dengan Kunci Jawaban
- Soal TAP UT PGSD Kasus Ibu Pratiwi Lengkap Dengan Kunci Jawaban
- Soal TAP UT PGSD Kasus Ibu Is Lengkap Dengan Kunci Jawaban
- Soal TAP UT PGSD Kasus Pak Purwadi dan Ibu Lince Lengkap Dengan Kunci Jawaban
Nah untuk itu dengan mempelajari soal-soal TAP menyerupai ini akan sangat membantu teman-teman Mahasiswa dalam menjawab soal TAP nantinya.

Soal TAP UT PGSD Kasus Pak Purwadi dan Ibu Lince
Berikut ini yaitu salah satu pola kasus yang dialami oleh Pak Purwadi dan Ibu Lince, yang sanggup teman-teman pelajari dan simak baik-baik bagaimana cara penyelesaian masalahnya. Soal TAP - Tugas Akhir Program
Kasus Pak Purwadi dan Ibu Lince
Mapel: Matematika (Pecahan) dan Tematik
TUGAS AKHIR PROGRAM (TAP)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
(KODE MATA KULIAH - PDGK 4500)
Penting!
Kerjakanlah soal ujian ini dengan jujur, kalau terbukti melaksanakan kecurangan/contek-mencontek selama ujian, Anda akan dikenai hukuman akademis berupa pengurangan nilai atau tidak diluluskan (diberi nilai E).
Apabila terbukti memakai JOKI pada ketika ujian, semua mata kuliah yang ditempuh akan diberi nilai E.
Baca dengan cermat kasus-kasus berikut ini, kemudian jawab pertanyaan yang mengikutinya.
Kasus A
Pak Purwadi yaitu seorang guru kelas 4 di sebuah SD yang terletak di kawasan pegunungan. Dalam mata pelajaran matematika ihwal pecahan, Pak Purwadi menjelaskan cara menjumlahkan pecahan dengan memberi pola di papan tulis. Salah satu penjelasannya yaitu sebagai berikut:
Pak Purwadi:
"Perhatikan anak-anak, kalau kita menjumlahkan pecahan, penyebutnya harus disamakan terlebih dahulu, kemudian pembilangnya dijumlahkan. Perhatikan pola berikut: 1/2 + 1/4 = 2/4 + 1/4 = 3/4. Perhatikan lagi pola ini: 1/2 + 1/3 = 3/6 + 2/6 = 5/6. Makara yang dijumlahnya yaitu pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap. Mengerti anak-anak?"
Anak-anak diam, mungkin mereka bingung.
Pak Purwadi:
Pasti sudah jelas, kan. Nah kini coba kerjakan soal-soal ini."
Pak Purwadi menulis 5 soal di papan tulis dan belum dewasa mengeluarkan buku latihan. Secara berangsur-angsur mereka mulai mengerjakan soal, namun sebagian besar anak ribut sebab tidak tahu bagaimana cara mengerjakannya. Hanya beberapa anak yang tampak mengerjakan soal, yang lain hanya menulis soal, dan ada pula yang bertengkar dengan temannya. Selama belum dewasa bekerja Pak Purwadi duduk di depan kelas sambil membaca.
Setelah selesai, belum dewasa diminta saling bertukar hasil pekerjaannya. Pak Purwadi meminta seorang anak menuliskan jawabannya di papan tulis. Tetapi sebab tanggapan itu salah, Pak Purwadi kemudian menuliskan semua tanggapan di papan tulis. Kemudian belum dewasa diminta menyelidiki pekerjaan temannya, dan mencocokkan dengan tanggapan di papan tulis. Alangkah kecewanya Pak Purwadi ketika mengetahui bahwa dari 30 anak, hanya seorang yang benar semua, sedangkan seorang lagi benar 3 soal, dan yang lainnya salah semua.
Pertanyaan Kasus A
Identifikasi 3 kelemahan pembelajaran yang dilakukan Pak Purwadi dalam kasus di atas. Berikan alasan mengapa itu anda anggap sebagai kelemahan. (skor 6).
Jika anda yang menjadi Pak Purwadi, jelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan anda tempuh untuk mengajarkan pecahan dengan penyebut yang berbeda. Beri alasan mengapa langkah-langkah itu yang anda tempuh. (skor 15)
Kasus B (Contoh Soal TAP S1 PGSD UT - Universitas Terbuka Program Pendas)
Bu Lince mengajar di kelas 1 SD Sekarharum yang terletak di ibukota sebuah kecamatan. Suatu hari Bu Lince mengajak belum dewasa berbincang-bincang mengenai sayur-sayuran yang banyak dijual di pasar. Anak-anak diminta menyebutkan sayur yang paling disukainya dan menuliskannya di buku masing-masing. Anak-anak kelihatan besar hati dan berlomba menyebutkan dan menuliskan sayur yang disukainya. Pada simpulan perbincangan Bu Lince meminta seorang anak menuliskan nama sayur yang sudah disebutkan, sedangkan belum dewasa lain mencocokkan pekerjaannya dengan goresan pena di papan.
Setelah selesai belum dewasa diminta menciptakan kalimat dengan memakai kata-kata yang ditulis di papan tulis.
Bu Lince:
"Anak-anak, lihat kata-kata ini. Ini nama sayur-sayuran. Baca baik-baik, buat kalimat dengan kata-kata itu ya."
Anak-ank menjawab serentak:
"Ya, Bu."
Kemudian Bu Lince pergi ke mejanya dan memperhatikan apa yang dilakukan anak-anak. Karena tak seorangpun yang mulai bekerja, Bu Lince kelihatan tidak sabar.
"Cepat bekerja, dan angkat tangan kalau sudah punya kalimat." kata Bu Lince dengan bunyi keras. Anak-anak kelihatan bingung, namun Bu Lince membisu saja dan tetap duduk di kursinya. Perhatian belum dewasa menjadi berkurang, bahkan ada yang mulai mengantuk, dan sebagian mulai bermain-main. Mendengar bunyi gaduh, Bu Lince dengan keras menyuruh belum dewasa membisu dan menunjuk seorang anak untuk membacakan kalimatnya. Anak yang ditunjuk membisu sebab tidak punya kalimat yang akan dibacakan. Bu Lince memanggil kembali dengan bunyi keras semoga semua anak menciptakan kalimat.
Pertanyaan Kasus B
Bandingkan suasana kelas yang diuraikan pada paragraf 1 dan paragraf selanjutnya, ditinjau dari segi guru, murid, dan kegiatan (skor 6).
Pendekatan pembelajaran mana yang sebaiknya diterapkan oleh Bu Lince ketika mengajar ihwal sayur-sayuran untuk belum dewasa kelas 1? Berikan alasan, mengapa pendekatan tersebut yang anda anggap sesuai. (skor 3).
Kembangkan topik sayur-sayuran yang akan anda sajikan dengan pendekatan yang anda sebut pada nomor 2 (skor 5)
Demikian salah satu pola soal TAP S1 PGSD UT (Universitas Terbuka) untuk Program Pendas atau pendidikan dasar dari blog penelitian tindakan kelas. Pada goresan pena berikutnya kami akan memperlihatkan bagaimana pola tanggapan untuk kedua kasus pembelajaran di atas. Sampai jumpa.
Contoh Jawaban Soal TAP S1 PGSD Universitas Terbuka
Seperti janji blog penelitian tindakan kelas pada goresan pena sebelumnya yang menampilkan pola soal TAP (Tugas Akhir Program) untuk mahasiswa FKIP UT (Universitas Terbuka) aktivitas Pendas (Pendidikan Dasar), maka goresan pena kali ini memuat pola tanggapan dari soal tersebut. Untuk menyegarkan kembali ingatan anda: SOAL TAP S1 PGSD UT sanggup anda baca di sini.
Baik berikut pola tanggapan dari soal tersebut:
= = = = = = = = = =
JAWABAN SOAL TAP S1 PGSD -UT KASUS A (Pak Purwadi)
1. Tiga (3) kelemahan pembelajaran Pak Purwadi adalah:
Pak Purwadi tidak menjelaskan bagaimana menuntaskan soal secara bertahap, contohnya pada kasus tersebut tampak Pak Purwadi sama sekali tidak menjelaskan bagaimana caranya untuk menyamakan penyebut bilangan pecahan. Penjelasannya terlalu singkat sehingga tidak jelas. Padahal klarifikasi yang runtut, terperinci dan logis selangkah demi selangkah diharapkan untuk menciptakan siswa gampang memahami penjumlahan pecahan tersebut.
Pak Purwadi tidak mengecek pemahaman siswanya dengan baik. Ia hanya menanyakan "Mengerti anak-anak?". Pertanyaan model ini tidak sanggup mengecek pemahaman siswa. Seharusnya ia menanyakan langkah-langkah menjumlahkan pecahan secara langsung, contohnya dengan menanyakan, "Mengapa penyebut pada langkah penjumlahan pecahan itu diubah menjadi 4 dan 6?" dan sebagainya. Pertanyaan pribadi mengarah ke materi pelajaran, bukan menanyakan apakah anak mengerti atau tidak saja.
Pak Purwadi tidak membimbing siswa, sesudah memperlihatkan 5 soal latihan, alih-alih berkeliling memperlihatkan pertolongan pada siswa yang membutuhkan, ia malah duduk di depan kelas (di kursinya) sambil membaca.
Ketika salah seorang anak diminta menuliskan jawabannya di papan tulis, Pak Purwadi tidak meminta tanggapan dari siswa lain. Hal ini merupakan sebuah kelemahan pembelajaran, padahal apabila Pak Purwadi memanfaatkannya menjadi materi diskusi dan kesempatan untuk menjelaskan kembali materi terkait soal tersebut maka pembelajaran akan sanggup menjadi lebih baik.
2. Pada materi penjumlahan pecahan tersebut, kalau saya menjadi Pak Purwadi maka langkah-langkah yang akan saya lakukan yaitu sebagai berikut:
KEGIATAN PENDAHULUAN
Melakukan apersepsi
Memberikan motivasi
Menyampaikan tujuan pembelajaran
KEGIATAN INTI
Memberikan sebuah pola soal ihwal penjumlahan pecahan yang mempunyai penyebut yang berbeda, misal 1/4 + 1/2
Menyajikan langkah-langkah demi langkah cara menuntaskan pola soal tersebut secara runtut, rinci, jelas, dan logis kepada siswa.
Memberikan sebuah pola soal lagi, misal 1/3 + 1/4
Meminta siswa untuk berpartisipasi secara bergantian untuk menuntaskan soal tersebut selangkah demi selangkah, sembari mengecek pemahaman setiap siswa.
Membantu siswa yang mengalami kesulitan pada langkah-langkah yang dilakukan untuk menuntaskan soal tersebut.
Memberi sebuah pola soal lagi, contohnya 1/2 + 1/5.
Kembali meminta siswa mengerjakan soal tersebut, kali ini secara berpasangan dengan sahabat sebangku mereka (teman yang duduk berdekatan) masing-masing.
Meminta siswa mengecek hasil pekerjaan mereka dengan membandingkannya dengan hasil pekerjaan pasangan lainnya.
Meminta mereka mendiskusikan apabila terdapat perbedaan jawaban, sembari guru memperlihatkan bimbingan bila diperlukan.
Memberikan soal latihan sebanyak 5 buah pola soal untuk dikerjakan.
Mengecek tanggapan siswa dengan meminta beberapa orang menuliskan tanggapan mereka masing-masing di papan tulis.
memfasilitasi diskusi kelas apabila terdapat perbedaan-perbedaan tanggapan siswa.
PENUTUP
Mengajak siswa merefleksi dan menyimpulkan pembelajaran yang telah diikuti.
Memberikan kiprah rumah (PR) dan meminta siswa mencar ilmu untuk materi pada pertemuan berikutnya.
= = = = = = = = = =
JAWABAN SOAL KASUS TAP S1 PGSD UT KASUS B (BU LINCE)
1. Pada Paragraf 1, tampak Bu Lince dan semua siswa sangat menikmati pembelajaran yang dilaksanakan. Hal ini terlihat dari bagaimana Bu Lince dengan bagusnya mengajak siswa-siswa tersebut untuk berbincang-bincang mengenai sayur-sayuran yang dijual dipasar dan sayuran mana yang paling mereka sukai. Dengan baik sekali Bu Lince melaksanakan pembelajaran di potongan awal. Anak-anakpun dengan gampang mengikutinya dengan bahagia dan gembira. Berbeda dengan paragraf berikutnya, ketika Bu Lince mulai meminta belum dewasa kelas 1 itu untuk menciptakan kalimat dari kata-kata yang telah ditulis mereka di buku catatan masing-masing. Tentu saja pelajaran berikutnya ini lebih rumit dibanding sesi pertama yang hanya meminta mereka menuliskan sayuran yang disukai. Lebih-lebih belum dewasa tidak diberikan pola atau cara bagaimana menciptakan dan menulis kalimat yang berafiliasi dengan sayur-sayuran tersebut, dan tanpa pembimbingan sama sekali. Anak-anak menjadi bingung, ribut, dan frustasi.
2. Pendekatan yang sebaiknya dipakai oleh Bu Lince untuk belum dewasa kelas 1 ini yaitu pembelajaran terpadu (tematik), sebab pemikiran belum dewasa kelas 1 masih bersifat holistik. Selain itu pembelajaran tematik menciptakan siswa lebih aktif (terlibat aktif dalam pembelajaran), fleksibel dan sesuai dengan minat dan perkembangan siswa.
3. Apabila kita mengajarkan pembelajaran tematik di kelas 1 dengan tema sayur-sayuran, maka tema ini sanggup dikembangkan untuk membelajarkan siswa pada banyak sekali mata pelajaran yang terkait dengan tema itu, misalnya: untuk mata pelajaran bahasa, siswa sanggup diminta menuliskan jenis-jenis sayuran yang biasa mereka jumpai di pasar, untuk mata pelajaran IPA siswa sanggup diajak untuk mengenal bagian-bagian tumbuhan yang dipakai sebagai sayuran menyerupai daun, batang, bunga, buah, atau umbi. Pada mata pelajaran PKn misalnya, guru sanggup mengajarkan sikap jujur dalam kegiatan jual beli di pasar, serta untuk pelajaran Penjaskes, bahwa untuk tumbuh sehat, kita membutuhkan zat-zat bergizi berupa vitamin yang terdapat dalam sayur-sayuran yang kita konsumsi.
Download Soal TAP Kasus Pak Purwadi dan Ibu Lince
Soal TAP ini juga telah kami sediakan dalam bentuk dokumen pdf untuk Anda simpan atau cetak, nah untuk mendownloadnya, silahkan klik link berikut.Nah itulah artikel kami terkait Soal TAP UT PGSD Kasus Pak Purwadi dan Ibu Lince Lengkap Dengan Kunci Jawaban, jangan lupa untuk membuatkan soal ini pada teman-teman Anda yang lainny dengan cara share artikel ini ke sosial media Anda. Jika ada pertanyaan, silahkan sampaikan pada kami melalui, halaman Contact, kalau Anda mempunyai pertanyaan, terima kasih.
Komentar
Posting Komentar